Friday, April 29, 2016

Pesona Indah Gunung Prau (Part 2: Pendakian)

Sudah membaca postingan saya sebelumnya Part 1 kan ? Jadi mari kita lanjutkan.
Seperti yang saya bilang bahwa jalur yang saya ambil adalah Jalur Pathak Banteng, maka saya pribadi telah mempersiapkan mental saya untuk menghadapi medan terburuk. Cuaca saat kami mulai mendaki itu mendung. Langit sudah hampir menjadi gelap. Bukan sesuatu yang mengherankan karena kami berangkat dimusim hujan, dimana intensitas cuaca hujan di daerah pegunungan lebih tinggi daripada di dataran rendah atau pantai.
Dalam hati saya berdoa semoga perjalanan kami lancar.
Awal pendakian kami sudah dikejutkan dengan jalur yang harus kami lewati. Bahkan di awal jalurnya sudah menanjak. Kami harus melewati puluhan anak tangga dengan kemiringan curam. Cukup ngos ngosan.

Awal perjalanan

Oiya, maaf jika foto yang saya berikan bukan foto milik sendiri, mengingat cuaca saat itu mendung jadi untuk berjaga kamera dan hp sudah di amankan di tas. Foto jalur pendakian pathak bantheng saya ambil dari blog NVST.net.


makin menanjak
Semakin ke atas, jalurnya semakin curam. Hal ini di perparah dengan kondisi hujan. Jadi baru setengah perjalanan kami, hujan mulai turun. Jadilah kami harus extra hati hati karena jalan menjadi sangat licin dan berbahaya. Bahkan ada salah seorang teman saya yang terperosot dan dia hampir masuk jurang. Sereeeeemmmm. Jadi silahkan dibayangkan saja jalur di foto yang saya ambil jika hujan, licin, dan becek, ditambah gag ada ojek Fiuhhh...


makin menantang

kuncinya hati hati

bahkan harus merambat

Hujan deras, bermodalkan jas ujan kami mencoba untuk menapaki jalur ini perlahan, yang penting selamat prinsipnya. Sangat di sarankan untuk memakai sepatu atau sandal gunung yaaa, jangan pakai sandal jepit apalagi stiletto. hahhaa.
Setelah perjuangan cukup panjang, sekita 2,5 jam (lumayan juga menurut saya), kami sampai juga di sebuah padang datar. Alhamdulillah.

Yang kemudian kami tahu bahwa itu memang area puncaknya. Saat kami tiba langit sudah gelap, karena menunjukkan pukul 18.00 lebih sedikit.
Baju basah, kedinginan, angin kencang, ya Allah rasanya ingin segera menghangatkan diri di dalam sleeping bag. Belum lagi tiba tiba kaki ku kram, duh makin heboh. Untungnya tetep dong ada dia hahhaa, jadi aman. Makasiii :*

Kami berjalan lagi mencari tempat yang agak lapang. Dalam keadaan yang masih hujan, para lelaki berusaha untuk mendirikan tenda, dan kami para perempuan berusaha mengamankan barang barang. 15 menit kemudian 1 tenda berdiri, disusul dua tenda lainnya. Total 1 jam kami bergelut dengan hujan untuk mendirikan tenda.Pembagian tenda untuk yang perempuan di tenda tengah, bertiga. Yang laki laki di dua tenda yang lain.

Pengalaman saya, saya tidur dengan menggunakan pakaian basah. Jadi kalau sudah pakai SB, copot aja pakaiannya. Seperti yang saya alami, saya niat tidak melepas celana saya yang basah dan itu membuat justru semakin dingin. Akhirnya celana basah saya copot, saya tidur dengan bawahan mukena baru sleeping bag (karena tidak bawa celana ganti). Disinilah pentingnya membawa satu  stel pakaian ganti lagi, apalagi musim hujan.

Sekitar satu jam kemudian, hujan mereda, kami sempat membuat kopi panas untuk menghangatkan diri. Setelah itu mencoba tidur sekitar pukul 21.00. Entah bagaimana keadaan di luar, yang penting kami hangat. Sayup sayup terdengar suara pendaki lain yang sampai di puncak.

Bersambung di Part 3 yaaaa.. ^_^

No comments:

Post a Comment